Aulia Fitri Peringkat 2 Taekwondo Piala Bergilir Gubernur DKI- MGMP PJOK DKI
Taekwondo merupakan salah satu jenis bela diri tradisional yang berasal dari Korea Selatan. Jenis bela diri ini sangat terkenal, hingga dipertandingkan di Olimpiade.
Bela diri taekwondo tidak hanya mengajarkan fisik tetapi juga mengajarkan kedisiplinan, yang menunjukkan bagaimana meningkatkan semangat dan kehidupan dengan cara melatih tubuh dan juga pikiran.
Selamat dan Sukses kepada Peserta Didik SMP SMA Negeri Ragunan Jakarta Aulia Fitri Peringkat 2 Taekwondo Putri Piala Bergilir Gubernur DKI- MGMP PJOK Alhamdulillah Telah Mendapatkan peringkat ke-2 yang diselenggarakan pada tanggal 17-19 maret 2023 di GOR Ciracas Jakarta Timur
“Tae” “Kwon” “Do” ini terdiri dari tiga bagian dalam ejaan bahasa Inggris, meskipun itu adalah satu kata dalam bahasa Korea. Tae berarti “kaki” atau “menginjak”; Kwon berarti “tinju” atau “bertarung”; dan Do berarti “jalan” atau “disiplin”
Secara sederhana taekwondo dapat diartikan jenis bela diri menggunakan tangan dan kaki yang bertujuan untuk mendisiplinkan dan memupuk kekuatan mental.
Menurut sejarah Taekwondo berkembang sejak tahun 37 M. Pada saat itu Korea berada di masa Dinasti Goguryeo. Orang menyebutnya dengan nama yang berbeda-beda, yaitu Subak, Taekkyon. Taeyon.
Taekwondo sering digunakan sebagai acara keagamaan atau ritual oleh orang Korea, dan seni bela diri Taekwondo adalah senjata andalan seni bela diri ksatria. Sejarah panjang Dinasti Joseon kuno, Kerajaan Silla, dan Dinasti Goryeo di masa jayanya.
Setelah Korea Selatan merdeka pada tahun 1945, masyarakat Korea Selatan mencoba mengembangkan Taekwondo, seni bela diri tradisional korea, hingga kemudian Taekwondo diterima dan berkembang pesat di seluruh dunia.
WTF adalah sebuah organisasi dari Federasi Taekwondo Dunia yang secara resmi didirikan pada tanggal 28 Mei 1973, dan ketuannya adalah Kim Un Yong, yang bermarkas di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan. WTF adalah program pertahanan resmi polisi dan militer
Kejuaraan Taekwondo dunia pertama kali diadakan oleh WTF di Seoul pada tangggal 25-27 Mei 1973, dan diikuti oleh 18 negara.
Taekwondo dikembangkan di Indonesia pada tahun 1975 dan yang membawa aliran tersebut adalah Mauritsz Dominggus yang datang ke Indonesia pada tahun 1972 di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Taekwondo di Indonesia belum berkembang saat itu, karena seni bela diri karate pertama kali muncul di Indonesia, seperti Shindoka Karate School.
Beberapa pelatih antara lain: Simon Kaihena – Jopi Yan Rainong – Hady Sugianto – William Giritz – Sukanda – Hasan Johan – Hendry Sanuri (Alm) – Drs. Rosyid M. Siregar (Alm) – Mujiman (Alm) dan Harry Tomotala (Perguruan Karate PERKINO).
Mereka bergabung dengan Mauritsz Dominggus dari Ambon, pemegang sabuk hitam Taekwondo yang belajar di Belanda dan membentuk akademi bernama KATEDO kombinasi kata karate dan Taekwondo.
15 Juli 1974, atas saran seorang profesor yaitu Kim Hi Ha (Ketua Asosiasi Korea di Indonesia) KATEDO berubah nama menjadi Institut Tae Kwon Do Indonesia (INTIDO). Saat itu Profesor Kim Hi Ha menjadi penasehat INTIDO.
Berdasarkan sarannya, INTIDO dipertemukan dengan duta besar Korea Selatan dan beliau diberangkatkan ke Korea Selatan untuk mengikuti konferensi WTF kedua pada 27 Agustus 1975.
Kim Hi Ha memperjuangkan INTIDO untuk diterima sebagai anggota WTF, dan WTF meminta INTIDO diubah menjadi Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) yang dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri.
Pada tanggal 17 Juni 1976, FTI resmi menjadi anggota WTF yang ditandantangani oleh presiden WTF Kim Un Yong.
Pada tahun 1976 Indonesia mendatangkan peatih asal Korea Selatan bernama Kim Yong Tae, pemegang sabuk hitam Dan V, yang merupakan mantan juara kelas berat, dalam rangka program peningkatan kualitas dan performa Taekwondo Indonesia.
Dengan berkembangnya Taekwondo di Indonesia, terdapat 2 organisasi Taekwondo yaitu FTI (Federasi Taekwondo Indonesia) yang dipimpin oleh Marsekal Sugiri dan PTI (Persatuan Taekwondo Indonesia) yang dipimpin oleh Leo Lapulisa.
Pada tanggal 28 Maret 1981, FTI dan PTI mengadakan pertemuan yang disebut dengan Musyawarah Nasional I yang bertujuan untuk memajukan perkembangan Taekwondo di Indonesia.
MUNAS I menengahi kesepakatan bersama untuk menyatukan kedua organisasi ini menjadi satu organisasi Taekwondo, yang kini jadi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI). Ini yang diakui oleh WTF dan KONI sebagai ketua umumnya adalah Sarwo Edhie Wibowo dengan pelindung langsung oleh Surono sebagai ketua KONI Pusat. (Gina Fujiariska)
Semoga ananda Aulia Fitri terus dapat berprestasi dan tercapai segala cita-citanya untuk ikut serta dalam mengharumkan nama Bangsa dan Negara Indonesia tercinta serta menjadi kebanggaan kedua orang tua serta kita semua masyarakat Indonesia pada umumnya..Aamiin
Salam Olahraga-SKO Ragunan-Jaya..Jaya..Jaya…
Foto dikirim oleh Ibu Novasari